Dunia sedang dihadapkan pada permasalahan global yakni
Wabah Corona Virus Disease (COVID 19) atau lebih dikenal dengan Virus Corona.
Wabah Covid 19 di Indonesia telah meluas ke berbagai wilayah. Jabodetabek
menjadi episentrum penyebaran virus tersebut. Pemerintah memberlakukan social
distancing dan beberapa daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) guna memutus mata rantai penyebaran covid-19.
PSBB merupakan pembatasan kegiatan tertentu penduduk
suatu wilayah yang diduga terinfeksi Covid-19 untuk mencegah penyebarannya.
Tujuan PSBB ini untuk membatasi kegiatan tertentu, membatasi pergerakan
orang/barang, mengantisipasi perkembangan ekskalasi, memperkuat upaya
penanganan kesehatan dan menangani dampak sosial ekonomi dari penyebaran
Covid-19.
Kebijakan social distancing berimbas pada hampir
seluruh sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan. Pemerintah melalui Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim memutuskan untuk memindahkan
proses pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara daring diiumumkan
melalui Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020. Dengan demikian pembelajaran di
rumah secara daring diberlakukan pada seluruh tingkatan pendidikan.
Pembelajaran secara daring menuntut tenaga pendidik
untuk mampu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran seharusnya
dirancang agar membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif,
penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.
Dengan demikian semua yang dipelajari harus bermuatan
pendidikan karakter. Misi utama pendidikan tidak sekadar membuat peserta didik
pintar dari segi intelektual namun juga berkarakter baik. Misi tersebut tetap
harus dijalankan apapun metode pembelajaran yang digunakan baik secara
konvensioal maupun pembelajaran daring.
Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, membentuk
manusia secara keseluruhan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga
pandai dalam berpikir, respek dalam bertindak, dan juga melatih setiap potensi
diri seseorang agar dapat berkembang ke arah yang positif.
Selain itu berkaitan dengan dunia pendidikan,
pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan.
Prinsip implementasi pendidikan karakter yaitu pembelajaran dibuat agar peserta
didik dapat mengikuti dengan aktif dan menyenangkan. Pembelajaran aktif
berpusat pada peserta didik berarti peserta didik berpartisipasi dalam proses
belajar sebanyak mungkin.
Tenaga pendidik bertugas menuntun peserta didiknya
agar aktif tanpa harus mengatakan bahwa ia harus aktif. Pendidik juga perlu
merencakaan kegiatan pembelajaran yang dapat menimbulkan peserta didik aktif.
Misalnya merumuskan pertanyaan, mencari informasi, mengumpulkan informasi dari
sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, menyajikan
hasil sehingga dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik
melalui kegiatan belajar daring.
Pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar
mengajar memiliki pengalaman sosial yang lebih luas untuk membentuk karakter
siswa. Hal itu karena karakter dianggap terbentuk tidak secara otomatis tetapi
dikembangkan melalui pengajaran. Artinya pendidiklah yang bertugas
mengembangkan karakter peserta didik tersebut melalui pengajaran. Para pakar
pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upaya peningkatan
pendidikan karakter melalui jalur pendidikan.
Namun, terdapat perbedaan-perbedaan pendapat tentang
pendekatan dan model pendidikannya. Pendekatan atau metode yang harus dilakukan
pada kondisi saat ini harus disesuaikan dengan anjuran pembelajaran secara
daring. Ada beberapa metode pembelajaran bermuatan karakter yang dapat
digunakan secara daring antara lain: Active Learning Bermuatan Karakter, Contextual
Teaching and Learning (CTL) Bermuatan Karakter, Strategi Pembelajaran Inkuiri
Bermuatan Karakter, Pembalajaran Berbasis Masalah Bermuatan Karakter, PAKEM
Bermuatan Karakter, Strategi Pembelajaran Inovatif Bermuatan Karakter, Strategi
Pembelajaran Afektif Bermuatan Karakter, dan Quantum Learning Bermuatan
Karakter.
Inovasi yang dapat pendidik lakukan untuk
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran daring dimulai
dengan merencanakan pembelajaran yang menarik. Hal itu agar menimbulkan rasa
ingin tahu peserta didik. Selanjutnya dalam pelaksanaannya, pendidik dapat
mengimplementasikan kedisiplinan dengan menepati waktu pembelajaran daring
ataupun saat pengumpulan tugas.
Pendidik dapat menguraikan materi dan memberikan soal
yang mengandung nilai demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli
sosial, peduli lingkungan, dan cinta damai. Mengembangkan nilai demokratis
dapat diwujudkan dengan diberikan soal-soal open ended. Menumbuhkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air dapat ditempuh dengan mengambil tema
pembelajaran yang berkaitan dengan Indonesia. Sementara nilai peduli sosial dan
lingkungan hidup dapat dicapai dengan membentuk kelompok diskusi yang harus
peserta didik lakukan secara daring. Sehingga rasa cinta damai ada diri siswa
dapat tegugah.
Nilai komunikatif dapat dibiasakan pendidik melalui
tanya jawab setelah pemaparan materi. Nilai mandiri, kreatif, kerja keras,
tanggungjawab, gemar membaca dan jujur dapat diimplementasi pendidik dengan
memberikan latihan soal sehingga pendidik dapat melihat bagaimana
tanggungjawab, gemar membaca materi yang diberikan, kemandirian, kejujuran juga
kreatifitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pendidik dapat menyelipkan nilai religius dan
toleransi pada sela-sela pemaparan materi. Pendidik juga harus
mengimplementasikan nilai menghargai prestasi peserta didik dengan memberikan
reward berupa pujian atau bahkan barang jika ia mempunyai kelebihan dalam
mengikuti pembelajaran daring yang telah berlangsung.
Akhirnya, pendidik harus mampu berinovasi membuat
pembelajaran daring ini sekreatif mungkin sehingga nilai-nilai karakter dapat
tetap diimplementasikan.
Juknis pembelajaran Jarak jauh PAI dapat diunduh disini